Thursday, December 14, 2006

Bening Hati

Seorang bijak menyatakan bahwa hati adalah cermin, dimana padanya kita dapat melihat sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, dan jujur atau tidaknya kita. Manusia dibekali hati sebagai arah dan penunjuk untuk membawa dirinya ke arah yang benar. Karena hati memiliki kecenderungan memilih yang benar, kecuali mereka yang telah dibutakan hatinya.

Hati adalah unsur yang tidak akan pernah bisa terlepas dari segala dilematis, dan pilihan-pilihan yang sulit. Itulah sebabnya, mengapa hati perlu di-manage (mengambil teori Aa Gym, sebagai pencetus manajemen qolbu). Hati yang tidak dikelola dengan baik hanya akan menjadi sumber kebingungan, sumber kesulitan, yang tidak akan pernah bisa berhenti kecuali kita yang menghentikannya.

Lantunan bening nada sebuah lagu berjudul 'do'aku' yang dipopulerkan oleh Haddad Alwi, dalam format Instrumentalia, membawaku terbang sekejap. Membawa diri ini ke alam lain, sebuah bentuk dunia yang memberiku kehampaan diri, ketenangan batin dalam nuansa bening. Pada sisi ini dapat kusentuh hati yang sebenar, hati yang sebenarnya tidak tenang, gelisah, resah, dan tidak pernah bisa berhenti mengeluh.

Instropeksi yang dilakukan membawa sebuah pesan, bahwa hati ini telah jauh dari fitrahnya untuk selalu dibersihkan. Mungkin rasa iri, dengki, segala persoalan yang selalu dilihat dari sisi negatifnya, sedikit banyak memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kondisi tubuh. Wah, ternyata benar adanya, jika tubuh kita adalah satu kesatuan, jika ada bagian yang terluka maka bagian lain pun akan terluka. Terutama hati, karena hati adalah cahaya dari tubuh ini. Bahkan konon, orang yang memiliki hati yang bening, akan nampak cahaya dari mukanya, terpancar nuansa tenang dari sekujur tubuhnya, tulus sorot mata, dan indah tutur katanya. Sebagai pertanda bahwa hati ini tak sebening kaca.


-roisz, orang yang sedang belajar menulis

*picture courtessy of http://www.inyourweb.com

Tuesday, December 12, 2006

Aku Bangga Jadi Anakmu, Pak

wajah tua itu terlihat jelas
raut muka tegas sudah mulai tampak layu
terbaring di sebuah ranjang besi
putih,... bersih,...

disela-sela sudut pasrahnya
dia selalu berujar
rasa perhatian, dedikasi, dan tanggung jawab
hingga teteskan air mata

kelak, aku ingin menjadi sepertimu
dedikasi yang kuat
integritas
dan tanggung jawab
sebagai seorang kepala keluarga

*picture Courtessy IndoCisc