Friday, September 30, 2005

Jalan-jalan

Kali ini kedua kaki dijejakkan di Makassar, sebuah kota di pulau burung, Celebes, atau biasa kita mengenalnya dengan istilah pulau Sulawesi. Kota dengan varian suhu antara 30 - 35 derajat Celcius, selisih suhu yang cukup jauh dengan Bandung yang berkisar antara 22 - 28 derajat celcius. Bisa dibayangkan bagaimana suhu terpanas di Bandung dengan suhu terendah di Makassar.

Keberangkatanku kesana membutuhkan waktu sekitar 2 jam beberapa menit saja, dengan menumpangi boeing 737-400. Pesawat yang cukup lapang, namun sayang perjalanan udara kali ini tidak dapat dinikmati, karena pergi maupun kembali berada jauh dari jendela, tapi semuanya terusir dengan keselamatan yang didapatkan selama perjalanan.

Singkat saja di Makassar, hanya empat hari saja. Tugas lapangan ini memang teragenda dengan cukup padat, harus dibuat se-efektif dan se-efisien mungkin agar tidak banyak waktu terbuang percuma. Niatan untuk menunda kepulangan kembali ke Jakarta pupus sudah ketika diberitakan bahwa tiket pesawat yang sudah di-booked tidak dapat dimundurkan karena pesawat sudah mengalami full booked. hiks.

Makanan, satu hal yang menjadi ciri khas Celebes adalah ikan dan ikan. Ikan menjadi komoditas utama untuk bahan makanan sekaligus menjadi makanan khas dari pulau ini. Dengan harga yang relatif terjangkau kita bisa menikmati sajian ikan yang beraneka ragam. Bahkan ikan yang jarang kita temukan di Bandung atau Jakarta. Sebut saja ikan kaneke, sukang, sunu, dan masih banyak jenis ikan yang lainnya. Udang menjadi alternatif jika memang kita tidak terlalu suka pada ikan-ikanan, seperti saya ini. Ada beberapa resto yang dapat saya rekomendasikan, yang pertama adalah RM Nelayan (lupa lagi dimana alamat pastinya) dan RM Lae-lae disekitar jalan Datu Museng. Dua restoran yang menampilkan sajian dengan cara yang berbeda.

Selain ikan, ada makanan khas dari Makassar, yaitu Coto Makassar. Kesempatan kali ini tidak disia-siakan, Coto Makassar Gagak/Rajawali (nama restorannya) menjadi tujuan utama, rasa Coto yang sangat khas memang tiada duanya. hmmm, gurih dan lezat.

Sayang sekali, disana tidak sekalipun merasakan nikmatnya pisang ijo. sigh. Padahal disini bisa banyak terdapat warung-warung atau toko-toko yang menyajikan pisang ijo tersebut.

Untuk objek wisata, tidak satupun yang bisa dikunjungi, maklum saja jadwal disana sangat padat sekali. Hanya beberapa kali sempat melihat Pantai Losari diwaktu malam dan Benteng Fort Rotterdam di waktu malam juga. Mungkin belum rezekinya kali bisa menikmati objek wisata tersebut.

Saturday, September 24, 2005

Indonesian Idol dan KDI

Indonesia, sebuah fenomena yang ada dan meledak selalu diikuti di Indonesia. Mulai dari trend mode hingga acara pertelevisian. Termasuk di dalamnya adalah kontes pencarian bakat yang dipelopori oleh sebuah TV swasta -saya lupa lagi namanya- dengan tajuk Popstar, kemudian mengekor di belakangnya AFI dan Indonesian Idol, hanya TPI yang berani mendobrak pasaran dengan Kontes Dangdut TPI, yang kemudian diikuti dengan KondangIn yang digawangi oleh Indosiar. Yang paling buncit adalah CILAPOP yang disiarkan oleh Tv7.

Diantara beberapa model itu, hanya dua saja yang menarik perhatian saya, yang pertama adalah Indonesian Idol punya RCTI sama KDI punya TPI.

Nggak jelas chemistry yang ada didalamnya, yang jelas cuma dua bentuk itu yang asik punya.

Monita, I like the voice colour :D

Friday, September 09, 2005

Oh No, I'm the worst

Semalam aku kembali bergabung dengan komunitas yang selama tiga tahun ini bersama. Bahagia rasanya menatap dan saling bersentuhan dengan mereka, mmm Aku menyayangi mereka untuk berjuta alasan yang tak mampu terungkapkan.

Ketika semua terlelap ditelan malam yang begitu gelap dan dingin, mereka tampak tenang, walau sesekali aku mendapatkan rasa gelisah hadir dalam wajah-wajah mereka. Kupandangi mereka dalam-dalam, seakan mencoba untuk membaca setiap garis dan kisah hidup yang ada dalam benak mereka.

mmm,...

Tak tersadari kini mereka sudah diakhir usia studi untuk stratanya, sementara jalanku ini masih panjang. Aku masih jauuuuh sekali dari kata wisuda.

Aku ingin sekali segera menyelesaikan studi ini.

ingin,...

Saturday, September 03, 2005

Dia telah pergi untuk selamanya

Dulu, kala pertama bertemu
di ujung hatiku ada getar itu

Dulu, kala pertama menyapa
ada degupan kencang di jantungku

Dulu, kala pertama bercakap
ada getaran halus di dadaku

Dulu, kala pertama menggoda
ada rasa yang tak terbahasa

Dulu, kala pertama merasa ada
ada rasa bahwa aku akan kecewa

Dulu, kala pertama bercanda
ada duka dalam asa

Dulu, kala pertama menatap mata
ada cinta yang kurasa

Dulu, kala pertama mengucap cinta
ada sesal dalam hati

Kini, kala cinta telah terendap
ada rasa menggugah jiwa

Kini, kala rasa mulai terbaca
ada ketakutan tiada bisa meraihnya

Kini, kala ketakutan mulai meraja lela
ada cinta tak terkata

Kini, ketika kau telah jauh
ada rindu di ujung waktu

Kini, ketika kau bersanding dengannya
ada kecewa bercampur bahagia

Melihatmu dengan gaun putih itu
menjadi sosok lain
jauh lebih teduh dari biasanya

Ketika cincin itu melingkar di jarimu
ada batas yang memisahkan
kau bukan milik siapa-siapa
kau adalah miliknya,...

selamat berbahagia
terucap dari lubuk hati yang paling dalam
Barokallahu laka wa baroka alaika

sabtu, 3 September 2005